Saat Hati terkena Panah Asmara
Lukanya begitu Terasa
Takan hilang oleh Masa
Dengan cepatnya luka itu Tumbuh
Menjadi Padang Bunga yang sangat Indah
Mungkin orang yang tidak pandai berPuisi , bisa tiba – tiba menjadi Pujangga Cinta Hebat bila sedang Jatuh Cinta. Eits … jangan salah sangka dulu nih, Cinta seperti apakah yang ana mo ceritain ke temen – temen sekalian yaitu Cinta Buta kepada Baginda Besar kita Habibullah Sayyidina Muhammad SAW.
Ada sekitar 124.000 sahabat nabi , yang tinggal di Madinah sekitar 10.000 orang sisanya menyebar di Seantero penjuru dunia . Ada yang di Quwait , Jeddah, Romawi sampai dengan ditempat yang berbeda lainnya. Mengapa mereka pergi dari Madinah???
Ada beberapa faktor yang menyebabkan meraka pergi dari kota Madinah (diriwayatkan dari sebuah Hadits):
Katanya mereka dulu adalah seorang Santri sebelum Rosulullah Wafat, dan setelah Rosul wafat mereka menjalankan tugas meraka MenSyiarkan agama Islam yang telah diajarkan oleh Baginda Nabi
- Mereka tidak sanggup lagi tinggal di Madinah setelah Rosulullah Wafat ,mereka tidak sanggup melihat tembok – tembok Masjid yang mengingatkan mereka disaat rosulullah sedang bersandar. Mereka tidak sanggup di Madinah Jika memandang Bukit Uhud kami teringat perkataann Nabi:
“Uhud Jabal Yuhibbuna WaNuhibbuh”
“ Uhud Gunung aku cinta padanya dan dia cinta pada ku”
LOVE IS BLIND
Alkisah ada seorang sahabat yang sedang berada di kebunnya, tiba – tiba ada seorang anak yang berteriak – teriak dari kejauhan memanggilnya.”Ya abah ,,,Ya Abah..
Semua orang pada menangis, anak – anak menangis semua Wanita & Laki – laki menangis saat ini wahai Ayahku” kata sang anak. Sahabat bertanya pada anaknya”Ada apa anakku?
Sang anak menjawab,”Ya Abah , Sesungguhnya saat ini Rosulullah telah wafat”.
Seketika Sahabat itu mengangkat tangannya dan BerDo’a:
“ Ya Allah engkau tahu aku tak akan pernah sanggup melihat Dunia tanpa Memandang Rosulullah maka angkat sajalah pandangan mataku dan jadikanlah orang yang pertama kali kulihat saat aku membuka mataku adalah wajah Sang Rosulullah SAW”
Saat itu juga dia mengangkat pandangnya memandang langit dan menundukan kepalanya , dan menjadi Buta Untuk selamanya. Subhanallah Cinta mereka kepada sang Rosulullah
Bilal bin rabah setelah rosulullah wafat dan digantikan keKhalifahannya dengan Abu Bakar As-Shiddiq , segera mengajak anak dan istrinya “Ayo nak kita pergi dari sini, kalian tahu Abah tidak akan sanggup tinggal disini lagi tanpa ada Rosulullah SAW, ayo kita cari tempat mana yang bisa membuat luka hati ini menjadi kecil”, Berangkatlah Bilal dan Keluarganya dari Kota Madinah menuju Iraq.
Disana Bilal menyebarkan Islam sebagaimana yang beliau dapatkan dari Baginda Nabi Muhammad SAW.Genap 1 tahun Bilal tinggal di Iraq pada malam harinya bermimpi Rosulullah.SAW.
Rosulullah berkata dalam mimpinya “Wahai Bilal mengapa engkau sekarang telah melupakan Aku???”.
Keesokan harinya berangkat Bilal dan Keluarnya kembali Ke Kota Madinah. Sesampainya di Kota Madinah Bilal bertemu dengan sahabat – sahabat yang lainnya disana. Mereka berpelukan dan berkata sahabat itu “ Ya Bilal Asmi’nal ‘Adzan”
“Perdengarkanlah kepada kami azdan seperti dimasa-masa Rosulullah masih hidup”.
Namun Bilal menjawab “Aduh Maafkanlah aku kawan aku sudah berjanji dalam diriku untuk tidak akan ‘adzan lagi setelah Rosulullah wafat.
Berlalulah Bilal, kemudian bilal bertemu lagi dengan sahabat yang bernama ‘Anas bin Malik yang hampi 20 tahun tinggal bersama Baginda Nabi. Berkatalah ‘Anas “Ya Bilal Asmi’nal ‘Adzan”. Kemudian bilal menjawab hal yang sama seperti sebelumnya.
Seketika Bilal berlalu, akhirnya Bilal bertemu lagi dengan seseorang pemuda ternyata pemuda itu adalah Sayyid Hasan bin Fatimah Binti Muhammad SAW, beliau merupakan cucu Baginda Nabi Muhammad SAW, meminta hal yang sama dengan para sahabat yang sebelumnya “ Ya ‘Amm…’Asmi’nal ‘adzan”.katanya “Wahai Paman perdengarkanlah padaku ‘adzan yang biasa kami dengar saat masa – masa rosulullah”.
Bergetar rasanya dada Bilal, lalu berkata “Wahai cucu Amiral Mukminin , dari sekian banyak sahabat yang memintaku Untuk ber’Adzan, aku tolak karena aku berjanji dalam diriku setelah wafatnya kakekmu aku tidak akan ‘Adzan lagi, tapi kali ini ketika engkau yang memintanya wahai cucu Amirul Mukminin aku tidak bisa menolaknya karena aku takut jika nanti aku ditolak oleh kakekmu Muhammad SAW.”
Sebelum mengumandangkan adzan Shubuh, Bilal biasa melakukan adalah mendatangi kamar Rosulullah, saat dia mengetuk pintu kamarnya kadang Bilal melihat Rosul dalam keadaan tidur karena kalian tahu Rosul itu tidurnya di awal malam dan bangun kembali sebelum pertengahan malam untuk sholat. Terkadang Bilal mendapati Nabi Muhammad sedang tertidur di Kamarnya , terkadang pula Bilal mendapati Nabi sedang sholat di kamarnya. Tapi yang paling sering Bilal mendapati Nabi Muhammad SAW sedang bersujud kepada Allah SWT.
Terdengar dari dalam Sujudnya Gholayann…Fa Gholayann… yakni suara Gemuruh seperti Air yang Mendidih karena Isakan tangis .
Bayangkan teman – teman sekalian Rosululla saja yang sudah Jaminan Syurga oleh Allah SWT masih bersujud memohon ampun padaNya.
Sedang kita Manusia yang penuh Hina dan Dosanya seperti Buih di Lautan masih jarang dan Enggan tuk BerSujud kepadaNya.
ADZAN BILAL
……………Allahhu Akbar ……
……………Allahu Akbar………
……………Allahu Akbar………
Ketika sampai Bilal pada Puncak Menara dan mulai mengumandangkan adzan, Seluruh perempuan – perempuan di Madinah segera berhenti dari pekerjaannya, Mengenang masa – masa hidupnya Rosulullah ketika mendengarkan adzan mereka segera menyiapkan anak – anak mereka Untuk ikut bersama ayahnya menuju Masjid.
Anak – anak yang sedang bermain di Jalan segera menghentikkan permainannya dan Menangis sejadi – jadinya mereka sedih sekali mengingat Masa – masa hidup Rosulullah SAW , ketika Rosul lewat di hadapan mereka yang sedang Bermain, Beliau tak segan – segan untuk menyapa dan lebih dulu mengucapkan salam pada anak – anak tersebut.
Sampai suatu ketika ada anak kecil yang sedang memainkan air memasukkan air dari botol ke mulutnya dan di semburkan ke luar kemudian Rosulullah mengikuti anak tersebut memainkan air ke dalam mulut beliau kemudian air tersebut di semburkan ke wajah anak tersebut yang kegirangan , hingga sang Anak tersebut terkenal menjadi anak yang berwajah ceria dan tak pernah sekalipun tersirat suram dan duka diwajahnya yang penuh dengan Cahaya.
Tapi kali ini ketika dia kembali mendengar adzan sang Bilal sang anak menangis.
ROSULULLAH JUGA MANUSIA
Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq tak pernah diriwayatkan tertawa setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Ketika orang – orang di Kota Madinah sudah hampir Gila karena wafatnya Nabi. Ketika ada seorang sahabat yang pingsan jika mendengar nama Rosulullah SAW disebut, maka Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq maju menghampiri Jenazah yang semasa hidupnya tidur bersandar di pangkuannya sampai rela kakinya digigit Ular demi tak mau membangunkan jenazah tersebut
Kemudian Beliau berkata:
“Wahai Rosul sesungguhnya engkau seseorang yang cakap Rupawan HIdup dan Matimu”
Wahai seluruh manusia , Siapa yang menyembah Jasad Nabi Muhammad, Siapa yang Menyembah Kemuliaan Nabi Muhammad, Nabi Muhammad telah Wafat.
Namun Siapa yang menyembah Allah Azza Wajalla , Allah tidak pernah Mati.
Kematian Nabi Muhammad tidak mengharuskan kalian jadi Patah Semangat
Teman – teman sekalian, Bilal tidak melanjutkan Adzannya , akhirnya Bilal kembali pulang ke Iraq tempat dimana beliau Mensyiarkan Agama Nabi. Keyakinan Bilal kepada Nabi sangat penuh, sampai suatu saat seorang Ibu membawa anaknya dalam keadaan sakit parah merah wajahnya panas badannya.
“Tolonglah wahai Sohib Rosulillah , kasihanilah anakku ini yang sudah hampir mati ini.
Aku sudah membawanya ke semua tabib terkenal tapi tak satupun dari mereka yang mampu menyembuhkan penyakit anakku ini “keluh Si Ibu. Tunggu sebentar, Bilal masuk mengambill sebuah baju lalu dipakaikan ke anak tersebut. Kemudian anak tersebut membuka matanya kemudian duduk , lalu berdiri kemudian berbicara seolah tak terjadi apa – apa sebelumnya. Dibuka kain itu lalu dilipatnya lagi dan di ciuminya baju
“Kain apakah yang engkau pakaikan wahai Sohib Rosulullah?” Tanya sang Ibu kepada Bilal.menjawab “ini dulu adalah baju Rosulullah SAW”
Sampai tatkala waktu yang ditunggu – tunggu oleh sang Bilal ………..
Waktu apakah itu adalah Kematian yang menjadi waktu Untuk mempertemukannya sang Bilal dengan Rosulullah
Bahkan tidak hanya Untuk Bilal saja tapi Untuk seluruh sahabat – sahabat Rosulullah
Kematian adalah saat –saat yang ditunggu – tunggu oleh mereka
Ketika paniknya sang Istri Bilal,” Aduh apakah yang bisa aku tolong untukmu Bilal?”
Namun sang Bilal malah berkata “ Alangkah senangnya karena beberapa saat lagi, beberapa detik lagi aku akan bertemu Allah dan Kekasihnya Nabi Muhammad.
Siapakah diantara kita yang Cinta kepada Rosulullah ???
Siapakah diantara kita yang menjadikan saat Hidupnya sebagai sarana Untuk Menyebarkan Agamanya Nabi Muhammad SAW???
Siapakah diantara kita yang Kehabisan Cara Untuk mendapatkan Penawar Rindu kepada Rosulullah???
Semoga diantara kita adalah Bilal – Bilal selanjutnya yang menumpahkan seluruh Jiwa dan Raganya Untuk Mendakwahkan Agama Nabi Muhammad SAW
Allahummaj’alna minal Mahmuubiin
Allahummaj’alna minal Muqarrabiin
Ya Allah semoga yang sudah punya Cinta di Hatinya kepada Nabi Muhammad tetapkanlah dan pertambahlah Cintanya
Ya Allah semoga kita yang sudah Cinta yang Banyak , pertemukanlah kami dengan Nabi Muhammad
Allahumma Ya Allah hadirkan Nabi Muhammad didalam Mimpi – Mimpi kami
Wallahu’Alam Bis Showwab
[Syarifah Az- Zahra]
0 comments:
Posting Komentar