Buat temen-temen ni ada kisah nyata buat antum, memang sih ceritanya biasa aja tapi anggap saja buat motivasi kita agar selalu bertaqwa keapda Allah SWT.
Mungkin aku tidak berbeda dengan anak yang lainnya, tetapi mungkin Allah juga sudah mengetahui kalau aku akan terus mencoba istiqomah. Aku lahir tidak dari orang tua yang begitu pintar agama ataupun akademis, tetapi sewaktu SD aku sudah mengaji di TPA, pengajian biasa bahkan pesantren walaupun aku pulang pergi dan jarang menginap.
Ayahku? Bahkan aku yang mengajarkannya sholat sewaktu aku kecil, ibuku? Walaupun mengerti sholat tetapi aku bisa menghitung berapa kali dia sholat dalam setahun, masalah pendidikan? Ayahku buta huruf dan ibukupun tidak tamat SMA.
Mungkin itupula aku juga heran kenapa teman rumah dan teman sekolah ku bilang aku termasuk anak pintar, biasalah anak laki-laki ga biasa ngerjain PR dan bercanda terus, setelah SMP akupun berfikir masa depan dan mulai mengambil keputusan bahwa hidup ini alangkah monoton dan membosankan.
Hidup, sekolah, kuliah, kerja, nikah, ngurus anak bahkan walaupun ikut kegiatan pun seperti tak terasa di kehidupan nyata. Masuk SMA aku ingin sekali mencoba apa yang namanya cinta yang dibilang banyak oleh teman-temanku, tetapi aku tak terbiasa dengan yang namanya wanita, aku terlalu kaku dengan wanita.
Dan sewaktu SMA lah aku ditawarkan oleh tutor ku tentang hidup yang lebih bermakna, waktu itu aku ikut pengajian yaa karena keharusan dari sekolah, tetapi setelah ganti tutor bagaimana dia menyampaikan sesuatu yang menarik bagiku dan setiap penjelasannya membuatku berfikir “inilah jalan hidup, tidak monoton”.
Tetapi aku tetap remaja yang bergaul dengan teman-teman yang senang kebebasan, jadi aku lebih cenderung ke pergaulan bebas walaupun aku masih tahu norma. SMA ku lalui begitu saja dan tentu aku ingin kuliah tetapi tidak bisa, terpaksa aku bekerja, dan dimulailah hidup terburuk dan lumayan “enak” yang aku rasakan.
Aku mempunyai kekasih yang sangat aku sayang dan dia pun menyayangiku. Apa yg sudah kami lakukan terlalu jauh sebagai sepasang kekasih yang belum menikah, walaupun aku sadar itu hal yang biasa dalam pacaran, aku tidak mengaji lagi karena aku kost dan tentu pergaulanku bebas, bahkan pernah kost-an ku ramai dengan teman wanita (teman kerja) yang mereka semua menginap di kost-an ku.
Tentu aku juga pernah tidur di kost-an mereka, walaupun aku tidak ngapa-ngapain karena pacarku tidak kost. Coba pacarku kost mungkin lebih leluasa lagi aku. Walaupun aku masih sholat tetapi tetap aku bejat karena suasana begitu mendukung, aku memangku wanita itu hal yang biasa walaupun itu hanya teman kerja.
Mungkin itulah masa-masa terburuk yang pernah aku alami, diriku yang rusak karena pergaulan dan suasana yang begitu mendukung. Tentu karena aku tidak betah kerja disana aku keluar dan aku semakin jauh dengan pacarku, walaupun begitu aku masih sering menelpon dan sesekali bertemu. Bayangkan kami yang jarang bertemu, sekali bertemu tentu mencari tempat sepi untuk berduaan.
Dari ujung rambut sampai ujung kaki telah ku “jelajahi” begitu pun dia telah menjelajahi tubuhku, bagaimana rasanya? Tentu saja nikmat! Kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Tetapi suatu hari dia memutuskan hubungan kita, aku begitu hancur bahkan aku rasa mati lebih baik. Wanita yang begitu aku sayangi dan telah kuserahkan diriku padanya meninggalkan aku.
Aku benar-benar gila, tetapi beruntung aku masih mempunyai teman yang mendukungku terus (hehehehe, ana bukan yaaa?), dan mulailah aku memperbaiki diri, tetapi itu tidaklah mudah untuk memperbaiki semua yang sudah rusak bahkan tidak mungkin mengembalikan “sesuatu” yang telah hilang.
Kini aku sedang memperbaiki diri dan oooohhh aku lupa percaya atau tidak pacarku dulu berkerudung, bahkan berjilbab, dia tidak pernah pacaran sebelumnya, bahkan belum pernah dekat dengan cowok manapun, dia pacaran juga karena situasi yang mendukung di tempat kerja.
Aku sadar mungkin dia sudah bertobat lebih dahulu daripada aku, tetapi aku tidak tahu apa alasan di putus denganku.( woi langsung aja pesannya deh)
Hehehe baiklah, aku sudah bercerita singkat tentang masa terburuk yang pernah aku alami, sebenarnya sehebat apapun iman kita apalagi masih remaja kemungkinan besar akan kalah dengan keadaan yang ada disekitar bila kita sendiri, jadi carilah teman seperjuangan yang bisa selalu memeberi semangat kepada kita (yang sejenis lho).
Yang ga sejenis malah bagus donk, tapi mendingan aku sarankan untuk khitbah dan walimah dulu (Gubrak, loeee dah lum?). Yang kedua hati-hati sama lawan jenis, karena kesholehannya itulah mungkin kita bisa terperangkap oleh jebakan syetan (hhhhmmmm….) alih-alih mengagumi ataupun tukar pikiran disitulah syetan beraksi (oooouuuuu…).
Yang terakhir aku sebagi laki-laki pun merasa menyesal telah “melepas” sesuatu yang berharga dan masa depan yang tidak akan pernah aku dapatkan lagi dan pastinya jadi penyesalan seumur hidupku. Jadi seperti kata orang (termasuk ana) “hidup cuma sekali, rugi kalo ga pacaran! Tetapi setelah nikah”.
Sekarang dengan gagah kukatakan kepada cinta “kini akulah majikanmu dan engkau akan mengikuti keinginanku, bukan diriku lagi yang mengikuti keinginanmu,”
Mungkin itu sedikit dari saya mohon maaf bila ada salah tetapi itulah kisahku….Wassalam
Hmmmmm… buat pelajaran kita nih untung dia kembali ke jalan yang benar (hehehehehe, plak) dan mau bertobat, tapi jsayang ilmu cara merayu wanitanya jangan dihilangin yaaa, kan ana belum selesai belajar (hehehehe…..).
Satu dari ana “ Nikah yuuuuuuuuukkk”[Martias Al-Fatih]
0 comments:
Posting Komentar